Kementerian PUPR Rencana Bangun PLTA di Mimika

- Papua60Detik

Pertemuan konsultasi publik studi analisis mengenai dampak lingkungan hidup (AMDAL) untuk pembangun PLTA, Foto: Faris/ Papua60detik
Pertemuan konsultasi publik studi analisis mengenai dampak lingkungan hidup (AMDAL) untuk pembangun PLTA, Foto: Faris/ Papua60detik

Papua60detik - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melihat potensi Sungai Otomona Barat di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah punya Potensi Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

Seriusi rencana itu, Kementerian PUPR menggandeng Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan studi analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).

Tim Amdal UGM, Djoko Legono menjelaskan Pemerintah Pusat mempunyai program energi baru dan terbarukan itu yang diharapkan menjadi  menyelesaikan masalah keberlanjutan terutama berkaitan dengan lingkungan.

“Nah salah satunya program pembangunan pembangkit listrik tenaga air. Nah Kenapa di Mimika? Karena secara alam masalah sumber daya untuk EBT pembangkit listrik tenaga air itu di kawasan Mimika khususnya di Sungai Otomona Barat itu luar biasa potensinya mengalir sepanjang tahun dengan debit sekurangnya 70 meter kubik per jam,” ungkap Djoko usai konsultasi publik studi analisis AMDAL di Hotel Horison Ultima Timika, Selasa (11/10/2023).

Dari sisi medan, Sungai Otomona Barat menurutnya mempunyai kemiringan yang cukup tinggi sehingga dengan debit yang besar sangat berpotensi untuk dibangun PLTA.

“Itu potensi energi PLTA, Itu kalau tidak dimanfaatkan sayang,” ujarnya.

PLTA sungai Otomona Barat diproyeksi mampu menghasilkan daya listrik sebesar 220 megawatt. 

“Posisi sekarang ini baru feasibility study (FS). Selagi FS kita juga mau mendengar, menjajaki aspirasi dan presepsi masyarakat dalam kegiatan hari ini. Dalam hal ini untuk melaksanakan rencana kegiatan, tim Kementerian PUPR bekerja sama dengan Tim AMDAL UGM,” jelas Ketua Tim Amdal UGM, Teuku Faisal Fathani.

Dari studi kelayakan AMDAL, kemudian akan dievaluasi untuk memutuskan proyek ini layak untuk dilanjutkan atau tidak.

Feasibility study ini akan menghasilkan detail engineering dan detail investigasi yang lebih mendalam.

“Tergantung dari kelancaran berbagai proses ini. Mungkin enam sampai delapan tahun ke depan baru benar benar bisa beroperasi. Kalau misalnya semua lancar,” .

Untuk pembangunan bendungannya direncanakan 29 ribu meter persegi dan tinggi 36.6 meter dengan lahan seluas 77 hektar. (Faris)




Bagikan :