Konten Receh & Bahaya Brain Rot di Baliknya
Minggu, 19 Januari 2025 - 15:10 WIT - Papua60Detik

Papua60detik - Belakangan, kata brain rot marak jadi topik perbincangan. Brain rot bahkan dinobatkan sebagai kata Oxford 2024.
Brain rot jika di-Indonesiakan, kurang lebih berarti pembusukan otak. Tentu yang dimaksud bukan secara fisik tapi merujuk pada berkurangnya kemampuan otak akibat keseringan memelototi konten berkualitas rendah atau receh di media sosial.
Generasi z dan Alpha disebut paling rentan terkena brain rot. Kedua generasi ini konon paling banyak menghabiskan waktu di dunia daring.
Psikolog anak dan remaja, Vera Itabiliana Hadiwidjojo menjelaskan, salah satu pemicunya adalah kebiasaan scrolling potongan video pendek di media sosial.
Konten receh biasanya berdurasi pendek, isinya kebanyakan hiburan. Karena durasinya pendek, otak belum sempat mikir, tayangan sudah berganti. Tak ada jeda bagi pengguna mengajukan tanya atau menganalisa informasi.
Padahal menurut Vera, otak berkembang dari pengalaman yang distimulasikan. Jika keseringan distimulasi konten receh, maka otak pun bakal kesulitan pada hal yang sifatnya kompleks, ide abstrak dan memerlukan kemampuan berpikir kritis.
"Nah kalau berlebihan, secara jangka panjangnya, dampaknya bisa mengkhawatirkan, gampang lupa, bisa mengganggu konsentrasi, menurunkan kemampuan berpikir kritis, terus otak kita tuh terbiasa mendapatkan sesuatu yang instan," kata Vera di Chanel YouTube Kemenkes RI, tayang 10 Januari 2025 lalu.
Masalahnya kemudian, scrolling konten receh, menurutnya memicu keluarnya hormon dopamine yang membuat manusia bahagia. Itu yang bikin orang betah scrolling sampai berjam-jam.
"Risikonya adiksi (ketergantungan). Anak-anak rentan, orang dewasa juga. Karena itu tadi, adanya dopamine yang keluar ketika kita scrolling," jelasnya.
Setiap platform media sosial memang sengaja dirancang agar para penggunanya stay selama mungkin. Maka, mengatasi atau mencegah brain rot, mudah mengatakannya: kontrol diri, kurangi bermedia sosial, khususnya scrolling konten receh berlama-lama. (Burhan)