Kontraktor Papua Minta OPD Buka Diri pada Proyek Penunjukan Langsung

- Papua60Detik

Para kontraktor OAP di Mimika. Foto: Eka/Papua60detik
Para kontraktor OAP di Mimika. Foto: Eka/Papua60detik

Papua60detik - Beberapa kontraktor Orang Asli Papua (OAP) meminta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Mimika membuka diri terhadap para kontraktor Papua yang meminta hak mereka dalam proyek penunjukan langsung di bawah Rp1 miliar. 

Kontraktor OAP, Yesaya Adadikam mengatakan  dia dengan rekannya telah mendatangi OPD selama sepekan. Fakta yang ia temui, masih saja ada OPD yang belum membuka diri dan menerima aturan penunjukan langsung di bawah Rp1 miliar. 

"Bahkan ada yang beralasan sudah tutup. Padahal ini masih awal tahun. Jangan tabrak aturan, regulasi ini kan jelas. Ini wajib OAP sendiri yang melakukan pekerjaan," ujarnya, Sabtu (18/5/2024). 

Katanya, tahun ini untuk proyek penunjukan langsung terdapat 6000 paket pengerjaan. Jika itu dibagi untuk sekitar 700 kontraktor OAP maka itu sudah bisa mensejahterakan OAP sehingga tidak perlu berteriak lagi meminta proyek. 

"Kami minta juga harus transparan. APBD Rp7,5 triliun ini sangat besar sekali. Di dalamnya, untuk penunjukan langsung saja itu tahun ini ada 6000 paket pengerjaan. Bina lah kami kontraktor OAP dengan itu," pintanya.

Ia menduga, banyak OPD yang masih meragukan kemampuan kontraktor OAP. Padahal kata Yesaya, mereka hanya tak diberi peluang saja.

"Dana besar ini untuk siapa? Kan untuk kesejahteraan orang Papua juga. Regulasi penunjukan langsung sudah mengatur bahwa  Rp2 miliar ke bawah untuk OAP," katanya. 

Kontraktor Emus Kogoya berpendapat serupa. Ia merasa seperti pengemis mengejar pekerjaan. Padahal regulasi dengan regulasi penunjukan langsung tersebut adalah hak para kontraktor OAP.

"Kita ini sudah seperti pengemis ke sana kemari hanya untuk memastikan apa yang menjadi hak kami. Kami hanya minta hak kami saja, sesuai dengan aturan regulasi yang ada," jelas dia. 

Kontraktor lain, Roni Nakiaya mengaku, soal kapasitas, ia dan rekan-rekannya sanggup bersaing dan berkompetisi. Namun ruang-ruang itu selalu ditutup. Hal itu yang membuat mereka kesal dan kecewa. 

"Dana begitu besar itu ke mana? Kami minta OPD respon dengan baik. Kita ini mampu bekerja cuma selalu diremehkan. Orang luar ada kerja di jalan-jalan sedangkan kami berdiri di atas tanah ini hanya melihat saja. Ini lucu sekali pemerintah ini," pungkasnya. (Eka)




Bagikan :