Kopi Kasuari, Produk Lokal Merauke Siap Masuk Pasar

- Papua60Detik

Kopi Kasuari produlk lokal Merauke. Foto : Istimewa
Kopi Kasuari produlk lokal Merauke. Foto : Istimewa

Papua60detik – Kopi endemik khas Merauke yang diberi nama Kopi Kasuari, resmi hadir untuk masyarakat pecinta kopi dan siap besaing di pasar lokal maupun nasional. 

Produk yang diinisiasi oleh Frederikus Gebze dan Aditia ini, digadang-gadang bakal menjadi komoditas unggulan baru daerah. 

Dalam acara peluncuran Kopi Kasuari di Merauke, Selasa (25/9/2025)., turut hadir Gubernur Papua Selatan, Apolo Safanpo. 

“Atas nama pemerintah dan masyarakat Papua Selatan, kami memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Bapak Fredy dan Mas Adit yang telah menghadirkan inovasi kopi kasuari. Ini sebuah kekayaan baru yang patut dikembangkan,” ujar Apolo.

Menurut Apolo, Kopi Kasuari merupakan hasil kreativitas yang memadukan biji kopi lokal dengan sentuhan inovasi berbasis kekhasan satwa endemik kasuari. Ia menilai produk ini memiliki nilai kebaruan sekaligus peluang bisnis yang besar.

“Kalau ingin maju, kita harus berani menemukan hal-hal baru. Kopi Kasuari punya potensi menjadi produk tangguh, baik di pasar lokal, regional, bahkan nasional, tergantung bagaimana kita mengelola dan mempromosikannya,” tegasnya.

Mantan rektor Uncen Jayapura itu menekankan pentingnya strategi pemasaran dan keberlanjutan produksi agar Kopi Kasuari tidak hanya menjadi tren sesaat, melainkan benar-benar tumbuh sebagai produk unggulan Papua Selatan.

Ia juga membuka peluang dukungan pemerintah terhadap pengembangan Kopi Kasuari. “Jika prospeknya bagus, tentu pemerintah akan ikut membantu agar usaha ini bisa berkembang lebih besar dan menjangkau pasar yang lebih luas,” katanya.

Sebagai produk baru, Kopi Kasuari diharapkan tidak hanya menambah variasi minuman kopi di Merauke, tetapi juga menjadi identitas ekonomi kreatif Papua Selatan.

Dengan peluncuran ini, Pemprov optimistis Kopi Kasuari mampu menarik minat masyarakat, pelaku usaha, hingga investor yang ingin mengangkat potensi lokal menjadi komoditas bernilai ekonomi tinggi. (Jamal)




Bagikan :