Manu Onawame, Rising Star IBL Asal Timika yang Memilih Tak Ikut Tim PON Papua
Kamis, 16 September 2021 - 19:31 WIT Joe Situmorang - Papua60Detik
Papua60Detik - Siapa yang tak kenal dengan Emanuel Onawame? Bagi pecinta Bola Basket tanah air, belakangan namanya mulai banyak diperbincangkan.
Putra asli suku Amungme Timika Papua, merupakan rising star Indonesia Basketbal League (IBL) yang bermain untuk tim Basket kebanggaan Timika, NSH Mountain Gold.
Manu sapaan akrabnya, lahir di Timika 8 Januari 2000. Ia pertama kali merintis karir sebagai pebasket saat berada di bangku sekolah menengah.
SMP St Nikolaus Lokon, Tomohon Sulawesi Utara jadi tempat dia pertama kali mengenal Basket.
“Saya bertemu dengan pelatih basket pada saat itu (Roland Lengkong), biasa kami panggil Coach Olan. Dia selalu nasehat dan membuat saya terus maju dan berkembang,”ungkap Manu kepada Papua60Detik melakui sambungan telepon, Kamis (16/9/2021).
Melihat potensi yang dimiliki Manu, Coach Olan pun mengajaknya bergabung bersama Tim Basket bernama Losnito. Di situ Manu mulai mengikuti kompetisi basket, diantaranya Lokon Cup 2015. Tak tanggung-tanggung, Manu memperoleh Most Veluable Player (MVP). Itu merupkan penghargaan pertamanya.
Setelah lulus SMP, Manu melanjutkan pendidikannya di sekolah yang sama, SMA Lokon. Bersama timnya, Manu berhasil memenangkan beberapa kompetisi.
Tahun 2019, putra dari pasangan Yoseph Onawame dan Irene Anggaibak ini kembali ke kampung halamannya Timika untuk berlibur Natal bersama keluarganya. Selagi berlibur, Manu membela Kabupaten Mimika yang menjadi tuan rumah Kejuaran Daerah (Kejurda) Bola Basket Papua saat itu.
“Sebenarnya saya lagi ujian try out karena waktu itu saya sudah kelas 3 SMA, tapi berkat izin dari pihak YPMAK saya bisa diizinkan untuk mengikuti perlombaan itu,” ujar Manu.
Manu berhasil membawa Mimika menjuarai Kejurda Papua, dan terpilih sebagai MVP untuk kedua kali dalam perjalanan karirnya.
“Itu menjadi MVP kedua bagi saya. Saya senang sekali waktu itu karena bisa membawa nama Mimika ke puncak tertinggi dalam olahraga bola basket di Papua,”ungkapnya.
Usai Kejurda, Manu kembali ke Manado ikut Ujian Nasional. Selama di sana, Manu mengikuti kompetisi basket antar sekolah, Manado Independent School (MIS). Di sana Manu kembali membawa timnya jadi juara sekaligus menempatkannya sebagai MVP untuk ketiga kali sepanjang karir bola basketnya.
Setelah melakui masa pendidikan, Manu kembali ke Timika dan mendapat kabar namanya masuk dalam seleksi Tim PON Basket Papua.
Manu langsung mengikuti training center (TC) bersama tim PON Papua di Jayapura selama satu bulan. Saat menjalani latihan, Manu mendapat kabar duka dari Timika. Kakaknya meninggal dunia dan dia terpaksa harus meninggalkan training center untuk kembali ke Timika menghadiri pemakaman.
Bagi Manu, sosok sang kakak sangat berarti dihidupnya. Ayahnya sudah lebih dulu berpulang, sehingga Manu lebih banyak menghabiskan waktu bersama kakak dan ibunya. Bahkan, lewat peran sang kakaklah Manu bisa mengenal olahraga basket.
Usai pemakaman, Manu kembali mengikuti TC di Jayapura. Hingga tiba pada waktu pelaksanaan test event PON di Mimika Sport Complex. Manu tidak sekalipun diturunkan bermain oleh pelatih.
Disinilah titik puncak kesedihannya. Sebagai putra asli Papua, dirinya mengaku kecewa sebab telah berlatih dengan keras namun tidak mendapatkan tempat di tim. Terlebih lagi test event saat itu dilaksanakan di Timika, tanah kelahirannya.
“Saat pertandingan (test event) saya tidak pernah dikasih main. Waktu itu saya tanya ke pelatih kenapa saya tidak dimainkan sedangkan teman-teman lain dikasih kesempatan? Jawaban pelatih waktu itu karena saat latihan saya tidak pernah ikut,” ujar Manu.
Padahal, kata Manu, alasannya tidak mengikuti latihan karena tidak memiliki sepatu untuk latihan. Ditambah lagi harus meninggalkan training center beberapa waktu untuk menghadiri pemakaman sang kakak di Timika.
“Waktu 1 bulan sebelum test event sepatu saya rusak dan saya tidak punya cadangan sepatu. Beruntung waktu sebelum ke Timika, pengurus Perbasi Mimika membelikan saya sepatu, karena dari Pengprov waktu itu belum memberikan kami sepatu,” ungkapnya.
Manu mengungkapkan, alasannya mengambil keputusan untuk tak lagi bergabung bersama tim PON Papua dan mengikuti training center lantaran dirinya merasa tidak dihargai sebagai seorang pemain skaligus putra asli Papua yang ingin membela Tim Papua di PON.
“Dengan rasa kecewa, saya keluar dari tim. Kalau seandainya kakak saya orang lain tidak apa-apa. Saya masih bisa mengikuti training center. Tapi kakak saya ini sudah saya anggap seperti mama saya. Dia yang membesarkan saya, yang kasih sekolah saya sampai saya besar,” ungkap Manu dengan nada haru.
Hal lain yang juga membuat Manu kecewa, saat pemakaman sang kakak, pihak Pengprov tidak membiayai tiket pulang ke Timika sehingga dirinya harus berkoordinasi dengan Perbasi Mimika untuk mendapatkan tiket.
Sadar tak mendapatkan tempat di PON, Manu tidak putus asa. Dirinya terus berlatih Basket dan bergabung bersama tim Basket Mountain Gold Timika.
Di akhir tahun 2020, Mountain Gold Timika merger bersama NSH Jakarta dan berubah nama menjadi NSH Mountain Gold Timika. Sekaligus menjadi sejarah baru bagi Kabupaten Mimika yang memiliki tim Basket Profesional di liga tertinggi Indonesia Basketball League (IBL).
Melihat kesempatan ini, Manu bersama rekan setimnya semakin semangat berlatih agar mendapatkan tempat di tim utama bersama pemain-pemain yang sudah malang melintang di kompetisi ini.
“Dengan penuh semangat saya pun berlatih kembali sampai suatu saat ada seseorang dari Jakarta datang untuk melihat pemain muda di Timika. Saya pun dipanggil, ternyata itu adalah Manager NSH Jakarta,”ungkap Manu.
Setelah melalui proses seleksi, nama Manu akhirnya terpilih sebagai rookie bersama rekan setimnya dari Timika, Ahmad Jufri Abdu dalam rooster NSH Mountain Gold Timika di IBL musim 2021.
“Dari sini saya tahu semua yang sudah saya lewati adalah rintangan untuk mencapai titik ini. Saya masih harus terus berlatih lagi untuk memberikan yang terbaik,”ujar Manu.
Manu memulai debutnya saat melawan Pelita Jaya Bakrie Jakarta dalam lanjutan seri 2 IBL Pertamax 2021 yang berlangsung di Robinson Cisarua Bogor, Minggu (21/3/2021).
Saat itu Manu diturunkan oleh Coach AF Rinaldo di menit-menit akhir laga dan berhasil mencuri perhatian komentator serta penonton dengan menyumbangkan dua poin dan dua assist. (Joe Situmorang)