Sulitnya Medan Pegunungan Papua Jadi Ujian Misi Penyelamatan Kapten Philip

- Papua60Detik

Screenshoot video pernyataan Kapten Philip Mark Mehrtens, pilot Susi Air yang disandera KKB pimpinan Egianus Kogoya
Screenshoot video pernyataan Kapten Philip Mark Mehrtens, pilot Susi Air yang disandera KKB pimpinan Egianus Kogoya

Papua60detik – Sudah lebih dua bulan pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Mehrtens disandera kelompok bersenjata pimpinan Egianus Kogoya di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Aparat keamanan sampai saat ini belum memastikan keberadaanya.Berbagai upaya sudah dilakukan oleh satgas TNI-Polri dalam misi penyelamatan pilot WNA asal Selandia baru tersebut. 

"Sampai saat ini sudah kurang lebih dua bulan. Namun, kami masih melakukan penjejakan dan pencarian. Adapun kendala di lapangan memang kita ketahui bersama bahwa medan di Papua adalah pegunungan dengan ketinggian tertinggi di Indonesia, curah hujan yang tinggi lengkap dengan suhu yang rendah serta beberapa wilayah yang sangat sulit untuk dijangkau,” Kepala Satuan Tugas Penegakkan Hukum Ops Damai Cartenz 2023, Kombes Pol I Gede Era Adhinata pada konferensi pers di Mapolres Mimika, Senin (10/04/2023) kemarin. 

Kendati demikian, Era menegaskan, misi pencarian dan penyelamatan akan terus berlanjut dengan memprioritaskan keselamatan sandera. 

“Kami mohon waktu. Sementara ini tim sedang melakukan pencarian dan penjejakan, tentunya banyak kendala yang dihadapi. Masyarakat luas juga sudah tahu bagaimana kondisi alam di Papua khususnya di wilayah Puncak Trikora sehingga kita perlu bertahap, dan yang paling utama saat ini adalah keselamatan dari pada pilot itu sendiri,” ujarnya.

Senada dengannya, Dankolakops Korem 172/PWY Brigjen TNI JO Sembiring selaku Komandan Operasi Pembebasan Pilot mengatakan,  upaya penyelamatan terus berlanjut mulai dari penempataan pasukan hingga membentuk tim negosiasi yang dikoordinir oleh Pj Bupati Nduga Namia Gwijangge. Pendekatan lunak atau soft approach tetap menjadi prioritas aparat demi keselamatan sang pilot.

Prioritas pendekatan lunak ini katanya sekaligus membantah pernyataan juru bicara TPNPB OPM Sebby Sambom yang meminta pemerintah Indonesia menghentikan operasi militer yang dilakukan di Kabupaten Nduga.

“Saya mengajak publik untuk tidak terjebak dengan narasi yang dibuat oleh teroris Sebby Sambom bahwa Kami melakukan operasi militer di Papua, ini adalah propaganda yang disampaikan. Operasi yang kita lakukan itu 'Smart Approach' yaitu gabungan antara gabungan dari hard approach (cara yang dilakukan menggunakan tindakan penyergapan, penangkapan, penyerangan yang dilakukan oleh aparat negara) dan soft approach atau pendekatan halus atau lunak seperti pendekatan budaya dan religius,” ujar Brigjen TNI JO Sembiring.

Pasalnya, Sebby Sambom, sosok yang mengaku sebagai juru bicara TPNPB menyebarkan video pernyataan yang  meminta pemerintah Indonesia menghentikan operasi militer di Nduga.

Ia menyebut pemerintah dan pimpinan  TNI-Polri tidak bisa melakukan negosiasi dengan Egianus Kogoya dan pasukannya. Sebab segala hal tentang negosiasi harus dilakukan dengan markas pusat Komnas TPNPB.

“Saya menyampaikan kepada Pemerintah Indonesia dengan pimpinan polisi untuk segera hentikan operasi militer di Ndugama dan fokus membebaskan sandera melalui jalur negosiasi damai, kami siap,” ujarnya dalam video singkat berdurasi 1,43 detik, Kamis (6/4/2023).

“Kemudian yang kedua saya menyampaikan kepada Komnas HAM Papua saudara Frits Ramandey dengan tim untuk meminta TNI-Polri menghentikan operasi militer dan memonitor sandera di Ndugama. Karena saudara bekerja untuk melindungi umat Tuhan,” ujarnya menambahkan. (Amma)




Bagikan :