Deforestasi Hutan Papua Memicu Pemanasan Global

- Papua60Detik

Irawani Rante Lambung. Foto: Dokumentasi pribadi
Irawani Rante Lambung. Foto: Dokumentasi pribadi


Perlu kita ketahui bahwa deforestasi ialah suatu penggundulan hutan besar-besaran yang ditentukan luasnya untuk dijadikan tempat pembangunan perusahaan, sekolah, pemukiman, kantor pemerintahan, dan sebagainya agar suatu negara tersebut bisa maju. Namun perlu kita ketahui juga dampak dari deforestasi itu sendiri bisa merugikan makhluk hidup disekitarnya dan juga mempengaruhi pemanasan global saat ini.

Papua adalah salah satu pulau di Indonesia yang terkenal akan hutannya yang luas dan keanekaragaman hayatinya. Dunia pun beranggapan bahwa hutan di Indonesia terkhususnya di Papua menjadi suatu paru-paru dunia yang dimana bisa menyeimbangkan suhu di bumi, sehingga bumi memiliki oksigen yang cukup untuk makhluk hidup didalamnya. Herman Orisu, Ketua Harian Gugus Tugas Low Carbon Development Papua Barat, mengakui bahwa orang masih menganggap Papua memiliki hutan yang luas dan kekayaan alam tak terbatas. Pola pikir inilah yang harus diubah, karena potensi alam akan habis. Masalahnya adalah bagaimana memanfaatkannya sebaik mungkin.

Lahan berhutan seluruh Indonesia pada 2019 seluas 94,1 juta hektar atau 50,1% dari total daratan, sedangkan 40% hutan primer tersisa di Indonesia berada di Papua dan Papua Barat. Secara faktual ( de facto ), luas hutan Indonesia yang masih benar-benar mempunyai tutupan hutan 86,9 juta hektare, yang terdiri dari hutan primer 45,3 juta hektare, hutan sekunder 37,3 juta hektare, hutan tanaman 4,3 juta hektare dan kawasan hutan yang tidak mempunyai tutupan hutan ( unforested) 33,4 juta hektare. 

Para ilmuwan memprediksi suhu di Bumi kemungkinan akan menembus ambang batas 1,5 derajat Celcius untuk pertama kalinya dalam sejarah. "Saat ini kita benar-benar berada dalam jangkauan 1,5 derajat Celcius untuk suhu rata-rata tahunan, dan itu adalah pertama kalinya dalam sejarah manusia kita berada sedekat itu," kata Prof Adam Scaife, kepala prakiraan jarak jauh di Met Office, yang mengumpulkan data dari badan cuaca dan iklim di seluruh dunia. Menurut para peneliti, ada kemungkinan sebesar 66% bahwa ambang batas 1,5C itu akan terlewati antara saat ini hingga 2027. Peluang itu meningkat karena emisi dari aktivitas manusia, ditambah kemungkinan terjadinya El Niño pada akhir tahun ini.

Deforestasi yang terjadi di Indonesia khususnya Papua memiliki dampak yang signifikan terhadap pemanasan global (global warming) yang menimbulkan perunahan iklim (climate change) pula. Hal yang paling dirasakan penduduk belakangan ini adalah peningkatan suhu rata-rata, perubahan pola curah hujan, dan fluktuasi cuaca yang tidak stabil. Hal ini juga dapat berdampak pada pertanian, ketersediaan air, dan keseimbangan ekosistem. Dengan luas hutan yang tetera diatas, provinsi Papua tetap berada di barisan terdepan dan benteng terakhir Indonesia dalam menangani perubahan iklim akibat dampak kerusakan lingkungan, kebijakan provinsi papua seperti pengelolaan sumberdaya alam secara berkelanjutan, pembangunan ekonomi rendah karbon, serta peningkatan mitigasi, dapat mempertahankan 70 persen Provinsi Papua tetap hijau.

Penulis: Irawani Rante Lambung




Bagikan :