Cek Isu Kelaparan, Lima Nakes Dianiaya KKB di Yahukimo
Rabu, 01 November 2023 - 19:17 WIT Amma B - Papua60Detik
654225bc191be.jpg)
Papua60detik - Lima orang tenaga kesehatan jadi korban penganiayaan sekelompok orang yang diduga KKB di Distrik Amuma, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Selasa (31/10/2023).
Kelima nakes tersebut hendak memberikan pelayanan kesehatan sekaligus memastikan kebenaran isu kematian massal akibat kelaparan warga setempat. Untung kelima nakes tersebut selamat.
Kelima nakes itu antara lain: Angganita Mandowen, Sandy Ransar, Ferdinandus Suweni, Adrianus Edwardus Harapan, dan dr Danur Widura. Kelimanya adalah Tim Crisis Center Regional Papua.
Bupati Yahukimo Didimus Yahuli mengaku kecewa dengan kejadian penganiayaan yang menimpa para nakes karena tujuan mereka ke Distrik Amuma untuk memeriksa kesehatan warga.
“Saya mengutuk perbuatan keji ini, tadi saya sudah turun langsung Amuma dan pastikan langsung pelakunya bukan masyarakat Amuma,” kata Didimus saat mengecek langsung kondisi warga di Distrik Amuma, Rabu (1/11/2023).
Salah satu nakes yang jadi korban penganiayaan bernama Angganita menyatakan, informasi bencana kelaparan tidak benar. Hal itu berdasarkan cerita dan hasil pemeriksaan warga setempat.
“Memang tidak ada kelaparan cuma masyarakat gagal panen, dalam arti ketika mereka sibuk dengan kelapa hutan, jadi mereka tidak berkebun. Jadi kematian bukan karena kelaparan,” ujarnya.
Angganita cerita, para pelaku penganiayaan bahkan mempertanyakan maksud pemerintah mengirim bantuan bahan makanan ke Amuma.
"Bantuan ada di sana (Amuma) tapi yang antar bantuan ini tidak ada penjelasan kepada mereka, yang kemarin serang itu sempat ngomong, kami di sini tidak ada kelaparan, bantuan ini buat apa," ungkapnya.
Sebelumnya, dikabarkan terjadi bencana kelaparan yang menyebabkan puluhan warga meninggal. Berdasarkan data yang diterima dari tim yang diterjunkan langsung ke Distrik Amuma, kematian warga yang disebut-sebut sampai puluhan orang tersebut terjadi dalam rentan waktu sejak Februari hingga Oktober 2023 dari lokasi yang berbeda.
Seluruhnya meninggal karena sakit dengan latar penyakit yang berbeda. (Amma)