Papua60detik - Tahun ini Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Mimikatelah tangani 7 kasus stunting.  Spesialis anak RSUD Mimika dr Karina Ninggar Dewanti mengatakan 7 pasien itu rata-rata usia Balita di bawah 5 tahun. 

"Di RSUD yang kita sudah analisa itu baru 7, tetapi 7nya itu rawat inap, maksudnya bukan hanya stunting sendiri karena dia sakit yang lain terus pas masuk kita ukur eh ternyata stunting," ungkapnya saat ditemui di Hotel Swiss Bell-Inn Timika, Jumat (11/8/2023) 

Karina mengatakan metode analisis untuk menentukan stunting berdasarkan tinggi badan yang tidak sesuai dengan usianya. 

"Kalau stunting itu  diukur hanya satu yaitu tinggi badan per usia, tidak berdasarkan lain-lain," jelasnya 

 dr Karina menyebutkan salah satu  penyebab utama anak menderita stunting adalah karena kurangnya asupan gizi.

"Contoh sederhana kayak Balita, dari dulu kita selalu diajar bahwa makan sayur-sayuran yang bagus yah, padahal seharusnya makan yang tinggi kalori, tinggi kalori itu hanya ada di protein, karbohidrat dan lemak," jelasnya.

"Nah itu biasa yang salah, orang tua hanya nyampur bubur labu lah, pisang lah, itu biasa tidak menaikkan berat badan, jadi dia stunting sejak pertama MPASI," 

Menurutnya, stunting dimulai dari ibu hamil. Jika ibunya kekurangan asupan gizi, anaknya akan berpotensi mengalami stunting.

"Jadi kalau ditanya apa penyebabnya yah sejak dari dala kandungan," Jelas dr Karina 

Untuk mengatasi stunting sejak dini Pemerintahan telah mencanangkan untuk memberantas stunting kerena berpengaruh kepada SDM masyarakat, kerena stunting membuat IQ penderita menjadi rendah dari manusia pada umumnya. 

"Programnya sebenarnya mulai dari pasangan usia subur, mereka yang baru mau menikah sudah dipersiapkan supaya nanti pengetahuan gizinya bagus, sehingga ibunya tidak stunting anaknya juga tidak stunting," pungkasnya (Faris)