Trauma yang Ditinggalkan DF Tanggung Jawab Siapa?
Papua60detik - Ratusan orang tua dan keluarga siswa korban kekerasan fisik dan seksual mendatangi kantor Yayasan Lembaga Adat Suku Amungme Kamoro (YPMAK) di Jalan Yos Sudarso, Senin (15/3/2021).
Mereka menuntut beberapa hal atas perbuatan DF, seorang pembina sekolah asrama yang melakukan kekerasan fisik dan seksual terhadap puluhan anak.
Dari data keluarga, terdapat 32 anak yang menjadi korban. Mereka menginginkan agar segera diberikan trauma healing untuk memulihkan mental dan psikologis anak yang seluruhnya masih di bawah umur.
"32 anak itu sekarang bagaimana? Mereka masih di sekolah dan membutuhkan orang tua. Kondisi mereka saat ini tidak bisa di asrama, mereka butuh pemulihan. Ini bukan main-main, ini persoalan serius," ujar Adolfina Kuum, salah satu perwakilan keluarga korban saat menyampaikan asipriasi di kantor YPMAK.
Keluarga menuntut aktivitas di asrama dihentikan sementara dan kerja sama antara YPMAK dengan Yayasan Lokon diputuskan. Menurut mereka, kasus tersebut baru terjadi sejak kerja sama itu terjalin.
Keluarga korban juga mengaku merasa tersakiti atas kejadian yang menimpa anak-anak mereka.
"Kami sebagai mama-mama merasa sakit. Mengapa mental anak kami dirusak," ujar salah satu orang tua siswa.
Kepada penyidik Polres Mimika, DF telah mengakui perbuatannya. Dari hasil pemeriksaan, pelaku yang merupakan pembina di sekolah tersebut melakukan kekerasan fisik terhadap 15 siswa laki-laki dan kekerasan seksual kepada 10 siswa lainnya. Ia terancam hukuman 20 tahun penjara. (Salmawati Bakri)