Hutan Adat Nayaro Jadi Saksi Kepulangan 501 Ekor Kura-Kura Moncong Babi

- Papua60Detik

Pelepasliaran labi-labi di Nayaro, Selasa (28/11/2023). Foto: Faris/ Papua60detik
Pelepasliaran labi-labi di Nayaro, Selasa (28/11/2023). Foto: Faris/ Papua60detik

Papua60detik - Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam Papua bersama PT Freeport Indonesia (PTFI) kembali melepas liar satwa endemik Papua, sebanyak 501 ekor labi-labi atau kura-kura moncong babi (Carettochelys insculpta) kembali ke habitatnya.

Pelepasan 501 ekor labi-labi moncong babi dilaksanakan di Hutan adat Kampung Nayaro, Distrik Mimika Baru, Selasa (28/11/2023).

Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Timika, Bambang H. Lakuy menyebut, ratusan labi-labi moncong babi yang dilepasliarkan merupakan translokasi dari BKSDA Bali dan BKSDA DKI Jakarta tahun 2023. 

Sebelum dilepasliarkan semua satwa telah menjalani masa habituasi di kandang transit Mile 21 PTFI.

“Satwa-satwa hasil sitaan, temuan, penyerahan masyarakat, ataupun translokasi, apalagi dalam jumlah yang banyak, selama ini menjalani habituasi di kandang transit Mile 21. Semua terawat dengan baik, sehat, dan siap dilepasliarkan,” kata Bambang.

Terkait habitat, Bambang menjelaskan bahwa Hutan Adat Nayaro merupakan lokasi yang representatif untuk melepasliarkan labi-labi. Mengingat lokasi hutan tersebut cukup sulit dijangkau, dan masyarakat adat di sana memiliki kepedulian untuk melestarikan alam beserta kekayaan hayati di dalamnya.

Vice President Environmental PTFI, Gesang Setyadi, menyatakan, PTFI berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam upaya konservasi alam dan keanekaragaman hayati Tanah Papua. Dalam merealisasikan komitmen tersebut, PTFI sejak tahun 2006 telah berkolaborasi dengan BBKSDA.

Hingga saat ini, PTFI telah melepasliarkan sebanyak 55.259 satwa, meliputi 199 ekor burung, 7 ekor buaya, 20 ekor biawak dan kadal, 23 ekor mamalia, 89 ekor ular, dan 54.921 ekor kura-kura moncong babi.

Sementara itu Staf Ahli Menteri Bidang Pangan KLHK yang juga menjabat sebagai Plt Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik (KKHSG) Indra Exploitasia, yang hadir secara langsung pelepasan 501 ekor kura-kura moncong babi memberikan apresiasi kepada semua pihak yang telah bersama melalukan pelestarian satwa endemik Papua. 

Indar mengatakan, labi-labi kini keberadaannya sangat terbatas. Di seluruh dunia hanya terdapat di Papua bagian selatan dan Australia.

Untuk itu, Indra mengajak semua pihak agar lebih menyadari, bahwa satwa liar seperti labi-labi akan jauh lebih bermanfaat bagi manusia apabila mereka tetap lestari di habitat alaminya.

“Semua satwa liar, termasuk labi-labi moncong babi, memiliki peran penting di dalam keseimbangan ekosistem. Untuk itu, mari kita jaga bersama-sama keberadaan satwa liar Papua. Keseimbangan ekosistem juga menjadi esensi dari tercapainya keseimbangan ekologi dan ekonomi,” kata Indra. (Faris)




Bagikan :