Martina Natkime Ungkap Cara Ratusan Pendulang Sampai di Tembagapura
Selasa, 22 Desember 2020 - 05:29 WIT Anti - Papua60Detik

Papua60detik - Kehadiran ratusan penambang tradisional atau pendulang di area Utikini Distrik Tembagapura ternyata bukan dengan jalan kaki seperti yang disampaikan pihak aparat keamanan sebelumnya.
Tokoh Masyarakat Banti, Martina Natkime dalam rapat dengan DPRD Mimika, Pemkab Mimika, TNI/Polri dan PT Freeport secara lugas membantah pernyataan yang disampaikan perwakilan kepolisian.
Dari pengakuan para pendulang, kata Martina, mereka ke Tembagapura menggunakan mobil dengan biaya Rp6 sampai 7 juta per orang yang diberikan kepada oknum aparat keamanan.
“Kamu bilang masyarakat pendulang yang ada di atas itu mereka naik lewat hutan-hutan. Tapi saya sudah dengar pengakuan mereka. Itu bukan jalan kaki lewat hutan-hutan. Itu juga libatkan saya (masyarakat) punya nama untuk mo amankan saya di Banti mobil Freeport dikasih sekarang sudah jadi mobil bisnis. Saya sudah tanya sama pendulang. Satu kepala 6 sampai 7 juta bayar. Tidak boleh rahasiakan,” ungkap Mama Martina, Senin (21/12/2020).
Ia meminta pihak aparat kemanan menjalankan tugas dengan baik. Mengayomi mansyarakat, bukan justru menggunakan kesempatan sebagai lahan bisnis.
Menurutnya, masyarakat tiga kampung ini sudah sangat menderita hidup di Timika, tidak memiliki penghasilan dan bahkan harus numpang hidup di keluarga.
“Pendulang bukan lewat hutan-hutan. Dorang bayar mobil (oknum) anggota baru naik. Kamu harus jujur tidak apa-apa yang penting jangan ulangi lagi, tidak boleh. Tolong, di depan Tuhan saksi. Saya sudah tanya pendulang yang sudah turun, kamu naik apa dan mereka bilang kalau mereka bayar,” tegasnya.
Martina meminta, sebelum mereka kembali ke Banti, tak ada lagi pendulang yang ada di lokasi itu karena berpotensi menjadi konflik antar suku.
“Jadi sebelum saya naik mereka (pendulang) tidak boleh ada di atas. Harus saya naik dulu, saya belum naik itu mereka jangan ada naik di atas. Jangan kedua kali ulang lagi. Kalau masih ada orang (pendulang) di atas, itu aka nada konflik internal antar suku. Ini yang kita antisipasi sekarang,” tutupnya.
Keterangan dari polisi sebelumnya, ratusan pendulang itu naik ke Tembagapura dengan berjalan kaki melewati jalan tikus. (Anti Patabang)