Mikel Waoteyau: Pilot Pertama Suku Kamoro

- Papua60Detik

Mikel Waoteyau. Foto: Istimewa
Mikel Waoteyau. Foto: Istimewa

Papua60detik - Mikel Waoteyau lahir 16 Mei 1999. Ia berasal dari Kampung Aikawapuka di wilayah pesisir Kabupaten Mimika.

Mikel Waoteyau lahir dari pasangan Ernius Waoteyau dan Agusta Taorekeyau. Seperti kebanyakan warga di pesisir Mimika, orang tuanya kerja sebagai nelayan.

Anak kedua dari sembilan bersaudara ini menyelesaikan pendidikan dasar di SD Inpres Aikawapuka, lanjut di SMP Negeri Atuka. Di pendidikan menengah, Mikel ke Kota Timika. Ia sekolah di SMA 5 Sentra Pendidikan tapi kemudian pindah ke SMA Katolik Santa Maria.

Mikel kemudian lulus di Akademi Penerbang Banyuwangi (API) Banyuwangi atau lebih dikenal sebagai Sekolah Pilot Banyuwangi. Ceritanya, pada awalnya ia bersama 11 rekannya dari suku Kamoro dan suku Amungme. Masuk tahapan seleksi dan pendidikan hanya tiga orang yang berhasil menyelesaikan pendidikan dan jadi pilot

Di sekolah pilot itu, Mikel dapat beasiswa dari Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) yang mengelola dana kemitraan PT Freeport Indonesia. 

“Disitu kami di tes medis dan putra Kamoro saya sendri yang lulus, dan teman dari pegunungan ada dua orang jadi kami bertiga,” cerita Mikel, Senin (14/8/2023)

Ia mengatakan sempat terpuruk. Hanya tekad dan doa kedua orang tuanya buatnya bertahan. 

Tamat pendidikan pilot, ia sudah dapat tiga lisensi yaitu Private Pilot License (PPL), Commercial Pilot License (CPL) dan Instrument Rating (IR)

“Saya meraih cita-cita jadi pilot bukan atas nama saya atau kampung, tetapi atas nama Suku Kamoro,” kata Mikel.

Sebagai pilot muda, Mikel telah memiliki 170 jam terbang.

“Puji Tuhan saya terbang dari Banyuwangi ke Madura, Banyuwangi - lombok, dan Lombok - Sumbawa.  Di situ saya dapat lisensi,” kisahnya.

Mikel memutuskan pulang. Ia berharap bisa diterima di perusahaan penerbangan di Timika. Mikel ingin mendedikasikan pengabdiannya melayani masyarakat di Mimika. (Faris)




Bagikan :