Operasi Pembebasan Kapten Philips Masih Pakai Pendekatan Lunak

- Papua60Detik

Danrem 172/PWY Brigjen TNI JO Sembiring selaku Dankolakops pencarian dan penyelamatan Pilot Kapten Philips Mark Mehrtens. Foto: Amma/ Papua60detik
Danrem 172/PWY Brigjen TNI JO Sembiring selaku Dankolakops pencarian dan penyelamatan Pilot Kapten Philips Mark Mehrtens. Foto: Amma/ Papua60detik

Papua60detik – Kasus penyanderaan pilot Susi Air Kapten Philips Mark Mehrtens belum juga berakhir walau sudah berlangsung selama dua bulan.

Berbagai upaya sudah dilakukaan oleh aparat gabungan TNI-Polri, mulai dari penempataan pasukan hingga membentuk tim negosiasi yang dikoordinir oleh Pj Bupati Nduga Namia Gwijangge.

Danrem 172/PWY Brigjen TNI JO Sembiring selaku Dankolakops mengatakan bahwa strategi penyelamatan Kapten Philips masih menggunakan pola yang sama. Pendekatan lunak atau soft approach tetap menjadi prioritas aparat demi keselamatan sang pilot.

Soft approach masih jadi prioritas, tujuan fokus penyelamatan pilot. Sampai saat ini negosiator Pemkab Nduga masih berjalan,” kata Brigjen JO Sembiring kepada awak media di Timika, Kamis (6/4/2023) malam.

Prioritas pendekatan lunak ini katanya sekaligus membantah pernyataan juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB)-Organisasi Papua Merdeka (OPM) Sebby Sambom yang meminta Pemerintah Indonesia menghentikan operasi militer yang dilakukan di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

“Saya ingin mengajak seluruh masyarakat agar tidak ada yang terprovokasi oleh Sebby Sembom. Sampai hari ini saya tegaskan tak ada operasi militer. Narasi yang dibangun Sebby Sambom tidak benar. Kita berkolaborasi dengan Polri, BIN dan beberapa stakeholder. Semua pendekatan kita lakukan. Saya imbau Egianus (pelaku penyanderaan) serahkan pilot,” ujarnya.

Ia menjelaskan, salah satu alasan mengapa hingga kini aparat keamanan belum berhasil menemukan Kapten Philips karena kelompok Egianus sering berpindah-pindah.

Ia meminta semua pihak bersabar dan memberi dukungan dalam bentuk apapun agar operasi ini bisa segera berhasil dilakukan.

“Yang jelas, mereka masih di Papua, kompleks Nduga dan wilayah tetangganya. Masyarakat harus lebih berani untuk menolak jika dia (kelompok Egianus) datang atau segera laporkan, komunikasi ke Pemkab Nduga biar ada langkah cepat. Saya mohon doanya,” imbuhnya. (Amma)




Bagikan :