Reklamasi Grasberg, PT Freeport Tanam Vegetasi Lokal
Rabu, 18 Agustus 2021 - 06:11 WIT Fachruddin Aji - Papua60Detik
Papua60detik - Penanaman tumbuhan atau rumput lokal menjadi program PT Freeport Indonesia dalam reklamasi lahan bekas tambang terbuka Grasberg yang ditutup sekitar akhir 2019 lalu.
Senior Manager Mine Closure PT Freeport Indonesia I Nengah Giri mengatakan tanaman yang digunakan pun merupakan asli atau endemik wilayah Grasberg.
“Jadi kita awalnya lakukan identifikasi tanaman-tanaman asli apa yang ada di sini (Grasberg) dulunya, seperti rumput, pakis, dan sejenisnya," ujarnya saat ditemui wartawan di Area Grasberg Mine, Senin (16/8/2021)
Ia dan timnya melakukan pengerukan agar kemiringan lereng stabil secara alami sebelum ditanami. Katanya, itu sudah sesuai dengan kesepakatan PTFI dengan pemerintah.
Guna memudahkan reklamasi, PTFI juga melakukan pembibitan tanaman endemik.
"Kami lakukan pembibitan tanaman endemik, ada ahli tanamannya juga. Jumlahnya banyak dan cukup,sehingga Grasberg kembali seperti dahulu," tuturnya.
Dikutip dari laman resmi PTFI, sepanjang tahun 2018, kurang lebih 33,76 hektar lahan di dekat areal pertambangan di dataran tinggi telah direvegetasi sebagai bagian dari program reklamasi jangka panjang.
Sampai akhir tahun 2018, total lahan yang telah direklamasi seluas 378 hektar. PTFI memantau kinerja beragam teknik penanaman, dan memodifikasi program-program untuk meningkatkan keberhasilan reklamasi jangka panjang tersebut.
Jenis vegetasi yang ditanam, sesuai dengan reklamasi yang dilakukan adalah sejenis rumput lokal, beberapa spesies rhododendron dan lumut.
Selain reklamasi di dataran tinggi, PTFI juga melakukan reklamasi lahan tailing di dataran rendah, reklamasi dilakukan dengan membiarkan terjadinya suksesi ekologis alami (pertumbuhan kembali spesies asli secara alami) pada kawasan yang telah ditentukan.
Sebuah proyek penelitian independen tentang suksesi alami pada kawasan endapan tailing menemukan bahwa, dalam kurun waktu beberapa tahun saja, lebih dari 500 spesies tanaman berhasil melakukan kolonisasi secara alami dan tumbuh dengan baik.
Lahan baru yang terbentuk di daerah muara dari aliran tailing dan sedimen alami yang lolos telah membentuk kolonisasi bakau secara alami.
Dalam beberapa tahun terakhir, puluhan spesies bakau, kepiting, udang, siput, kerang, ikan, dan cacing laut teridentifikasi di daerah-daerah koloni mangrove ini.
Untuk mempercepat proses suksesi primer di lahan-lahan bentukan baru ini, PTFI menanam ratusan ribu pohon bakau dengan mempekerjakan kontraktor-kontraktor yang berasal dari masyarakat Kamoro. (Fachruddin Aji)