Rocky Gerung: Sila Kedua Pancasila Lebih Urgen di Papua

- Papua60Detik

Rocky Gerung. Foto: Eka/ Papua60detik
Rocky Gerung. Foto: Eka/ Papua60detik

Papua60detik - Bawa Kuliah umum di Timika, pengamat dan filsuf, Rocky Gerung mengajak anak muda berani mengaktifkan tafsir pada Pancasila. 

Pancasila jangan dilihat sebagai hal yang telah selesai. Papua misalnya, dari lima sila, bisa saja memilih satu sila sebagai prioritas. 

"Kan musti ada tafsir yang jujur, mungkin bagi Papua lebih penting, lebih urgen sila kedua dari ketiga. Kemanusiaan yang adil dan beradab lebih dibutuhkan dari persatuan Indonesia, musti diungkapkan bahwa kami Papua mengetahui kemanusiaan yang adil dan beradab itu harus didahulukan supaya ada persatuan. Itu dasarnya," ujarnya di pelataran Gedung Eme Neme Yauware, Rabu (20/11/2024).

Dalam tafsirnya, sila kelima tentang keadilan mesti  mendahului sila ketiga tentang persatuan, walau secara urutan hafalan, sila ketiga disebut lebih dulu. Kenapa demikian, kata Rocky, karena keadilan sosial lebih utama.

"Jadi kita argumentasikan, itulah politik. Politik mengargumentasikan kepentingan kita tuh," katanya. 

Belakangan muncul fenomena pemuda benci politik. Alih-alih menyalahkan anak muda, Rocky justru menuding situasi sosial politik Indonesia yang yang tidak berbasis pada nilai politiklah sebagai persoalan.

Sebab itu menurutnya perlu pembenahan dari sisi ilmu pengetahuan dan moral. Sebagai contoh, Saat Pemilu, yang selalu dipamerkan di forum adalah elektabilitas si calon, karena hasil survei, padahal lembaga surveinya telah disogok. 

"Yang lebih utama adalah bukan elektabilitas tetapi etikabilitas, atau moralitas, uji dia, bersih gak dari korupsi, sanggup gak dia menyapa rakyat miskin. Jadi kita periksa dulu kemampuan etisnya dia baru kita periksa intelektual dia karena politik harus menghasilkan kemampuan berfikir rasional dan konseptual," jelasnya. 

Katanya tak layak seorang yang etiknya nol dan kapasitas intelektualnya terbatas mengatur kehidupan politik. 

"Panggung politik adalah milik mereka yang berfikir, panggung politik milik mereka yang mengutamakan etika. Harus kita jadikan Timika ini tempat pertandingan politik di tingkat pikiran," kata Rocky. 

Jika politik demikian itu dikerjakan setiap hari maka dapat menghentikan politik busuk atau politik yang sekadar meraih kekuasaan tapi tidak mampu memikirkan hak-hak dasar rakyat.

Kuliah umum ini diselenggarakan oleh Tumbuh Institut dan Melek Politik. Temanya, 'Berdamai dengan Politik Menuju Pemuda Paripurna'. (Eka)




Bagikan :